Dialah bapak moyang dari keberanian orang untuk lebih unik dari yang lain, dalam hal mematahkan ranting pun, dipatahkannya harus ada beda. Harus lebih unik dan lembut bahkan kalau bisa tangan yang mematahkannya, diberikan pita merah jambu.
Dialah Will Shakespeare. Penyair romantis abad pertengahan, yang dibantu zaman yang memang masih menyisakan beberapa hal yang ‘lebay’ satu atau dua perilaku. Maklum, zaman kerajaan yang masih menyembunyikan hormat pada pangkat, tindakan berlebihan masih enak dan perlu.
Walau demikian karya Shakespeare, selalu berisikan tragedi dari kisah cinta yang tadinya manis lantas pedih miris, bak kolak yang diguyur semangkuk sambal. Karya ultimatnya Romeo and Juliet adalah pencapaian yang masih bisa dilihat kasusnya pada beberapa orang disekitar rumah tangga Anda. Indah tapi bising.
Selasa, 15 Maret 2011
Diposting oleh
dayyu erintika kusuma wardani
di
05.51
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar